Minggu, 10 Oktober 2010

Giving up the result, not excuse

Umar bin khattab ketika bertanya kepada seorang sahabat mengenai taqwa, beliau ditanya balik, apakah anda pernah melalui jalan dg duri yg berserakan, ketika ia menyatakan pernah, ia kembali ditanya, apa yg anda lakukan? dijawab oleh Umar ra, aku akan berhati2 dan bersungguh2 agar tidak menginjak duri, sahabat yg ditanya berkata,"taqwa sebagaimana engkau berhati2 di jalan dg duri yg berserakan"
Ramadhan berlalu, seiring hilal syawwal yg terbit di atas ufuk, berbahagia dan bersedih sepertinya umum terjadi beriringan. Bersedih karena bulan penuh barakah ini akan berlalu, bergembira saat mendengar takbir menggema bahwa telah paripurna kewajiban puasa kita jalani. Sepenuh harap, agar segenap amal yang jauh dari sempurna di ramadhan kali ini bisa diterima, dan diperkenankan menjumpai ramadhan tahun mendatang.
Saat takbir menggema, semoga yang menjadi baru bukan sekedar pakaian sahaja, semoga yang baru adalah juga semangat ketaatan dan ketaqwaan yang semakin meningkat. Sebagaimana ungkapan dalam bahasa arab "Laysal-ied liman libaasuhu jadiyd, walakinnal-ied liman tho'atuhu(wa taqwahu) taziyd"
Bukanlah hari raya teruntuk mereka yg berpakaian baru, namun sejatinya hari raya teruntuk mereka yang ketaatan dan taqwanya bertambah.
Bulan syawwal, semoga menjadi bulan peningkatan.
"Harapan adalah sesuatu yg diiringi dengan amal, jika tidak maka sesungguhnya itu sekedar angan"(Al-Hikam)
Tiada mengherankan jika salafush-shalih dahulu, enam bulan berturut2 sebelum ramadhan memohon agar bisa dipertemukan Ramadhan. Dan selama enam bulan sisanya mereka memohon dan berdo'a agar amal2 di bulan ramadhan di terimaNya.
Semoga kita dijadikanNya mereka yang sepenuh hati berharap dijadikanNya hamba yg taqwa.
terakhir, dalam hadits riwayat Imam Ath-thobari dan Imam Daruquthni, dari shahabat Ubadah bin Shamit ra, disebutkan bahwa disunnahkan menghidupkan malam hari raya dengan amal2 bertaqarrub kepada Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar